Monday, 30 June 2014

Setahun Sudah Telah Tiada 1 Ramadhan 1434 H ____ 1 Ramadhan 1435 H

Pada hari ini pada 2 ramadhan 1435 H setahun sudah Orang Yang kami Cintai dan kami sayangi sudah meninggalkan kami,
2 ramadhan 1434 H - 2 ramadhan 1435 H setahun penuh Alm Ayah meninggalkan kami
Semoga Doa-Doa Anak mu ∂ȋ̊ terima اللّهُ , untuk mu Ayah,
Kami sayang ayah, kami sekeluarga pada hari ini membuat sukuran Setahun sudah Ayah meninggalkan kami, Kami sekeluarga membuat Buka Bersama dirumah dan Doa bersama setelah shalat magrib, Semoga doa-doa kami diterima Oleh اللّهُ S.W.T.

Semoga Alm.Ayah disana Tenang dan mendapatkan Tempat istimewa yang diberi Oleh اللّهُ , Kami anak mu cuma bisa mendoakan mu dialam bakra sana, Lama tidak lama, Kami pun akan pergi ketempat Ayah sekarang ini,
Kami memohon Doa juga sama Ayah, untuk anak-anak Mu tercinta ini semoga kami menjadi anak berbakti kepada kedua orang tua dan berbakti untuk negara dan untuk Orang bayak dan sukses dunia akhirat,
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ 

Kami anak mu selalu mendoakan mu Ayah, Dan kami selalu menyayagi Ibu dan adik-adik kami.
Insya اللّهُ tanggal 10 Agustus 2014 ini anak mu MUNAWARDI mulai Masuk Asrama pondok persantren modern Babun Najah Banda Aceh, dan anak mu yang terakhir Khairuman sudah masuk Kelas B Tk, sedangkan Anak mu yang tertua Zulbaili sekarang insya اللّهُ sekarang sudah bisa membantu keluarga semoga lebih bayak mendapat rejeki yang halal, sedangkan Saya sendiri Anak mu yang kedua, sekarang Masuk semister 7, semoga tahun depan saya lulus, kami mohon doa dari Ayah untuk anak-anak mu ini

Kami selalu memohon kepada sang Pencipta ialah اللّهُ , semoga ayah mendapatkan tempat yang istimewa di surga اللّهُ 

Setahun alm ayah menghadap Sang Pencipta pada hari ini, Anak mu cuma bisa buat syukuran yang sesederhana ini dan berdoa besama-sama untuk Ayah tercinta kami semoga amal ibadah yang kami lakukan ini diterima oleh اللّهُ .

Ini curhata hati anak mu

Jadwal puasa Ramadhan 2014, waktu Imsakiyah dan Lebaran 1435 H

Info jadwal puasa Ramadhan 2014, Imsakiyah dan Lebaran 1435 H yang datang pada tahun ini diprediksi oleh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) memiliki perbedaan sekitar 1 hari. Awal puasa NU telah ditetapkan jatuh pada tanggal 29 Juni 2014.

Perbedaan dalam menentukan awal Ramadhan memang telah menjadi hal yang lazim dikarenakan metode dan perhitungan yang dilakukan baik oleh NU maupun Muhammadiyah berbeda. Hal ini pula yang menjadikan kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut memiliki perbedaan pandangan dalam menetapkan kapan dimulai dan berakhirnya puasa Ramadhan. Akan tetapi tentu perbedaan menjadi hal yang indah bagi bangsa ini bilamana kita dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan bijaksana.

Kemajemukan budaya serta perbedaan metodologi dalam menentukan jatuhnya awal bulan puasa merupakan beberapa faktor yang menyebabkan mengapa awal puasa cenderung memiliki perbedaan, begitu juga jadwal puasa 2014 yang jatuh pada tahun ini. Adapun jenis metodologi yang dilakukan oleh kedua organisasi tersebut dilakukan dengan 2 cara, yaitu metode hisab dan rukyat.
Hisab merupakan proses perhitungan secara matematis dan astronomis yang dilakukan untuk menentukan posisi bulan yang muncul pertama kali. Hal ini menjadi sebuah pertanda awalan bulan pada kalender Hijriah telah dimulai.
Rukyat merupakan aktivitas pengamatan penampakan bulan sabit yang muncul dan dapat dilihat saat pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi).
Kedua metode ini bisa saja memiliki satu titik temu sehingga masing-masing memiliki penghitungan awal dan akhir puasa Ramadhan dengan jadwal yang sama, namun dikarenakan metode yang dilakukan berbeda, tentu saja peluang terjadinya perbedaan menjadi lebih besar.

Awal puasa pada bulan Ramadhan 1435 Hijriyah yang dilakukan oleh Muhammadiyah jatuh pada tanggal 28 Juni 2014, sedangkan sholat tarawih pertama akan dilakukan pada tanggal 27 Juni.

Meskipun demikian, tak menutup kemungkinan apabila bergeser 1 hari menjadi tanggal 29 Juni. Hal tersebut kembali ditegaskan oleh Ketua Muhammdiyah Din Syamsudin yang mengatakan jika waktu terbenamnya matahari berada di setengah derajat, maka kemungkinan menambah 1 hari lagi menjadi tanggal 29 Juni.

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Lapan. Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), bulan mungkin masih belum tampak secara kasat mata karena masih sangat rendah pada tanggal 27 Juni. Oleh karenanya hampir bisa dikatakan sulit untuk melihat bulan dengan menggunakan metode rukyat. Oleh sebab hal tersebut, NU meyakini bahwasanya 1 Ramadhan 1435 yang sekaligus menjadi awal dari jadwal puasa Ramadhan 2014 jatuh pada tanggal 29 Juni.

Sedangkan hari Lebaran atau Idul Fitri 2014 atau 1 Syawal 1435 di Indonesia kemungkinan akan berbarengan yaitu pada hari Senin 28 Juli 2014. NU mengatakan jika hal tersebut disebabkan posisi bulan lebih dari 3 derajat sehingga metode perhitungan rukyat dapat dilakukan. Hal ini juga sesuai dengan keterangan dari Muhammadiyah yang telah menetapkan Lebaran 2014 jatuh pada hari dan tanggal yang sama.

Bagi Anda yang pada saat ini membutuhkan informasi seputar jadwal puasa dan imsakiyah tahun 2014 (1435 H), maka berikut ini adalah jadwal imsakiyah yang berhasil di himpun oleh blog media informasi dan berita online www.spektrumdunia.com yang bersumber dari http://www.rukyatulhilal.org/ yang mendistribusikan jadwal puasa ini secara gratis dan bisa dipergunakan oleh siapa saja yang membutuhkannya.

INI PILIHAN KU

SEBELUM 9 Juli nanti, para calon memilih masih punya waktu untuk menimbang-nimbang calon presiden mana yang lebih baik buat Indonesia hari ini dan ke depan.

Bagi pemilih rasional dan pemilih yang belum memutuskan, masih bisa berubah pilihan, termasuk saya, kalau anda bisa meyakinkan bahwa visi Prabowo lebih baik dari Jokowi atau sebaliknya.

Sedangkan untuk pemilih emosional, yang berprinsip “Pokoknya no satu; pokonya no dua”. Tulisan ini tak banyak gunanya.

Pemilihan rasional tidak bisa dibombardir dengan janji-janji: Kami akan membebaskan biaya sekolah, kami akan menyediakan lapangan kerja bagi sekian juta rakyat, kami akan menaikkan gaji buruh, kami akan menurunkan harga pangan, dan semacamnya.

Pemilih rasional akan bertanya: bagaimana caranya, umpamanya, membebaskan biaya sekolah itu?

Nah, kita perlu bersama-sama menelaah apakah program masing-masing calon cukup realistis, bernilai strategis atau sekedar keinginan.

Kita pilih program ekonomi, sebab bidang ini paling penting dan sangat menentukan. Program-progam lain tidak akan terwujud bila program ekonomi tidak berjalan.

Kita mulai dari Jokowi-JK. Inti program ekonomi pasangan adalah:

Ekonomi Berdikari

Mencapai pertumbuhan ekonomi 7persen.
Pembangunan Koperasi dan UMKM
Membangun industri Maritim,
Membangun pasar-pasar tradisional dan pertanian
Membangun jalan baru sepanjang 2000 km di Sumatra dan luar Jawa.
Kartu Sehat untuk seluruh rakyat Indonesia.
Kartu Pintar untuk seluruh usia sekolah.

Untuk mewujudkan ini, strategi Jokowi-JK adalah:

Meningkatkan investasi pengusaha nasional dan daerah; memudahkan perizinan usaha;
Membangun pendidikan, yang akan menghasilkan manusia-manusia produktif. Produktifitas yang meningkat akan meningkat daya saing ekonomi.
Penghematan APBN lewat E-budgeting, E-auditing, E-purchasing.

Sedangkan inti program ekonomi Prabowo-Hatta adalah:

Ekonomi Kerakyatan

Alokasi minimal satu milyar rupiah untuk setiap desa dan kelurahan
Menaikkan penghasilan rata rata rakyat Indonesia dari Rp3 juta per bulan menjadi Rp6 juta per bulan, di ujung masa pemerintahan 5 tahun.
Menambah lahan sawah dua juta hektare
Menyiapkan dua lahan juta hektar untuk bio-ethanol
Membangun 3 ribu kilometer jalan, 4 ribu km jalan kereta api, delapan pelabuhan
Mendirikan bank tani dan nelayan, bank koperasi dan lembaga tabungan haji

Prabowo-Hatta merancang strategi:

Ekonomi jalan tengah berdasarkan pasal 33 UUD 45, yakni penguasaan sumber-sumber daya alam.
Perlindungan terhadap golongan rakyat yang tertinggal
Membuka investasi asing yang tidak memaktikan ekonomi rakyat
Pengalihan dana secara besar-besaranf dari kota ke desa-desa, antara lain melalui dana bergulir.

Mari kita beri apresiasi kepada keduanya. Program ekonomi keduanya bagus.

Bagi kita, rakyat yang ingan pintar dan memilih secara rasional, pertanyaannya adalah: Apakah program kedua calon itu bisa dilaksanakan? Tentu, kedua calon akan menjawab bisa. Tapi kita tak ingin pengyakinan, kita ingin melihat alasan yang masuk akal.

Pertanyaan bagi program ekonomi Jokowi-JK adalah, darimana duit untuk membiayai program-program itu? Jokowi dalam presentasinya sama sekali tidak menjelaskan darimana dananya . Kartu sehat yang dibawa rakyat untuk berobat ke puskesmas atau rumah sakit itu kan harus ada nilai duitnya; harus ada yang bayar.

Pemerintah yang membayar. Tapi duitnya dari mana?

Karena Tuan Jokowi tak menjelaskan, kita beasumsi yang paling realistis saja: dari APBN.

Dengan demikian APBN perlu beban tambahan, karena APBN sekarang saja tekor (defisit) Rp209,5 triliun atau 2,24 persen, alias lebih besar belanja daripada pendapatan. Meningkatkan besaran APBN yang tekor itu pasti perlu dana sangat besar. Darimana? Pendapatan negara sudah jelas kurang.

Penghematan lewat e-budgeting, e-auditing dan e-purchasing tidak akan mengubah angka besaran APBN, yang tahun 2013 tercatat Rp1.683 trilyun (data Kemenkeu).

Langkah paling mungkin dan realistis untuk meningkatan pendapatan negara yang adalah dengan menaikkan pajak dan menambah jumlah wajib pajak.

Langkah ini pasti akan membebani rakyat. Makan di resto kelas menengah yang tadinya hanya dikenai Pajak Pembanguan Daerah (PBD) 10persen, akan naik jadi 15persen atau 20persen. Demikian pula sejumlah transaksi barang dan jasa, pajaknya akan lebih tinggi. Juga PPN dan pajak harta kekayaan. Kalau saya dapat proyek bernilai Rp10 juta, bayaran saya akan dipotong sekitar Rp2 juta.

Maka, semakin tinggi dan ‘wah’ program ekonomi Jokowi-JK, semakin berat beban rakyat nantinya. Mereka tak punya sumber ekonomi di luar APBN. Maka lagi, program-progam mereka menjadi tidak realistis. Tidak bisa dilaksanakan. Sekedar contoh kecil, Mas Joko menyatakan akan membeli kembali Indosat yang dijual tantenya Megawati dengan harga obral.

Harga saham Indosat sekarang sudah sangat tinggi. Hanya selang satu tahun setelah dilepas, harga saham Indosat naik 25persen [2005] – entah sekarang. Kalaupun Tuan Joko bisa mendapat uang untuk itu, belum tentu si pemilik Indosat sekarang mau menjualnya.

Kartu sehat dan kartu pintar masih bisa dibuat, tapi tak bisa dipakai berobat dan bayar iuran sekolah.

***

Sekarang, pertanyaan yang sama kita ajukan untuk program ekonomi kerakyatan Prabowo. Program-programnya cukup ambisius dan membutuhkan biaya besar. Dari mana duitnya?

Jawabannya: Dari kebocoran kekayaan negara sebesar 1000 trilyun per tahun. Dengan mengutip data KPK, ini angka sangat moderat. Sebab, kata Prabowo, nilai kebocoran menurut KPK adalah 7.200 trilyun rupiah.

Ada sekitar 70 ribu desa dan kelurahan di Indonesia, kalikan 1 milyar. Hasilnya: Rp70 trilyun. Bandingkan dengan tingkat kebocoran kekayaan nasional yang akan diselamatkan: Rp1000 trilyun. Sisanya cukup untuk membiayai program-program yang disebutkan pasangan Prabowo-Hatta.

Orang sering mengacaukan kalimat ‘kebocoran kekayaan nasional’ dengan ‘kebocoran APBN. Sama sekali berbeda. Kebocoran nasional adalah mengalirnya kekayaan alam, laut, udara Indonesia keluar negeri karena sifat rendah diri, pencundang, dan malas.

Lihat: Para penambang gas asing mengisap gas-gas alam Indonesia. PLN, Pertamina, PGN lantas membeli gas-gas itu dari para penambang asing dengan harga sama dengan pembali asing. Ini praktik bisnis macam apa? Saya tak bisa menemukan kata lain selain bodoh dan rendah diri.

Mungkin saya masih bisa memaklumi karena kita tak punya kemampuan menambang gas sendiri, menyuling minyak fosil sendiri, menggali emas timah dan tembaga sendiri, tapi saya tak bisa memahami bagaimana air minum pun dikelola asing!

Indonesia punya sumber air mineral yang berlimpah, mata-mata air murni di Sukabumi yang segar dan sehat, Aqua Danone mengambilnya dan menjualnya kepada rakyat Indonesia – pemilik sumber-sumber air tersebut! Bayangkan orang Sukabumi harus membeli minuman kemasan produksi asing.

Ini sama saja orang memetik buah-buahan di kebun kita, lalu kita mengeluarkan uang untuk membeli buah-buahan itu. Jangan salahkan orang yang memetik itu, tapi lihat betapa bodohnya kita!

Itulah yang dimaksud kebocoran kekayaan nasional yang ribuan trilyun pertahun itu. Prabowo-Hatta akan menutupnya dan mengalihkannya untuk membiaya program-program ekonomi mereka.

Atas dasar ini, saya memilih Prabowo-Hatta



Sumber : Yudha prasetia & muhammad isa


Prabowo-Hatta

Calon capres dan cawapres Prabowo-Hatta secara resmi telah  mendeklarasikan visi  yaitu: “Membangun Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta bermartabat”.



“Pencapaian reformasi dan demokrasi di berbagai bidang dan pertumbuhan perlu lebih ditingkatkan lagi kualitasnya, dengan perbaikan yang menyeluruh, merata, dan berkelanjutan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,” demikian penggalan latar belakang visi misi Prabowo-Hatta yang bisa didownload dari situs KPU ini.

Latar belakang itu mendasari dibentuknya visi misi Prabowo-Hatta. Berikut visi dan misi Prabowo-Hatta:

Visi

Membangun Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta bermartabat

Misi

Mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat, aman dan damai, bermartabat, demokratis, berperan aktif dalam perdamaian dunia, serta konsisten melaksanakan Pancasila dan UUD 45.
Mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, berkerakyatan, dan percaya diri menghadapi globalisasi.
Mewujudkan Indonesia yang berkeadilan sosial, dengan sumber daya manusia yang berakhlak berbudaya luhur; berkualitas tinggi: sehat, cerdas, kreatif dan trampil.
Solopos.com menulis: Inilah 8 Poin Visi dan Misi Ekonomi Kerakyatan Prabowo-Hatta:

1. Memprioritaskan peningkatan alokasi anggaran untuk program pembangunan pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan, koperasi dan UMKM, serta industri kecil dan menengah.

2. Mendorong perbankan nasional dan lembaga keuangan lainnya untuk memprioritaskan penyaluran kredit bagi petani, peternak, nelayan, buruh, pegawai, industri kecil menengah, pedagang tradisional, dan pedagang kecil lainnya.

3. Mendirikan Bank Tani dan Nelayan yang secara khusus menyalurkan kredit pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan, serta memperbesar permodalan lembaga keuangan mikro untuk menyalurkan kredit bagi rakyat kecil, petani, peternak, nelayan, buruh, pedagang tradisional, dan pedagang kecil.

4. Melindungi dan memodernisasi pasar tradisional serta mengonsolidasikan belanja negara untuk program pengembangan koperasi dan UMKM dan revitalisasi pasar tradisional.

5. Melindungi dan memperjuangkan hak-hak buruh, termasuk buruh migran (TKI/TKW).

6. Mengalokasikan dana APBN minimal Rp 1 miliar per desa/kelurahan per tahun langsung ke desa/kelurahan, dan mengimplementasikan Undang-Undang tentang Desa. Dana APBN yang disiapkan sebesar Rp 385 triliun selama 2015-2019 bagi 75.244 desa/kelurahan.

Dana ini digunakan untuk program pembangunan pedesaan dan membangun infrastruktur untuk rakyat melalui 8 (delapan) Program Desa, yaitu:

a. Jalan, jembatan, dan irigasi desa atau pesisir
b. Listrik dan air bersih desa
c. Koperasi desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Badan Usaha Milik
Petani (BUMP), dan Lembaga Keuangan Mikro
d. Lumbung Desa
e. Pasar Desa
f. Klinik dan Rumah Sehat Desa
g. Pendidikan dan Wirausaha Muda Desa
h. Sistem Informasi dan Penguatan Perangkat Pemerintah Desa
7. Mendirikan Lembaga Tabung Haji

8. Mempercepat reforma agraria untuk menjamin kepemilikan tanah rakyat, meningkatkan akses dan penguasaan lahan yang lebih adil dan berkerakyatan, serta menyediakan rumah murah bagi rakyat.
Tempo.co menulis: Capres dan Cawapres Prabowo-Hatta membuat visi-misi berdasarkan sinkronisasi enam program aksi Partai Gerakan Indonesia Raya dengan partai koalisi. Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi mengatakan visi dan misi pasangan ini dituangkan dalam “Agenda & Program Nyata untuk Menyelamatkan Indonesia” setebal 13 halaman.

Program Prabowo-Hatta untuk membangun Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, makmur, dan bermartabat itu disusun tim yang terdiri atas lima orang. Mereka secara bergantian menyaring dan mensinkronkan program-program dari setiap partai koalisi. Program pasangan ini merupakan terjemahan dari delapan agenda penyelamatan.

Agenda itu antara lain membangun perekonomian yang kuat, berdaulat, adil, dan makmur; melaksanakan ekonomi kerakyatan; serta pemerintahan yang melindungi rakyat, bebas korupsi, dan efektif dalam melayani.
AntaraNews.com menulis:  Cawapres Hatta Rajasa menegaskan bahwa visi dan misinya bersama Capres Prabowo Subianto untuk Pilpres 2014 tidak bertolak belakang dengan ketentuan pembangunan jangka panjang.

“Dalam ketentuan KPU yang dimaksud visi misi tidak boleh menyimpang dari Undang-Undang 17 pembangunan jangka panjang,” kata Hatta di Rumah Polonia, Jakarta, Rabu petang.

Hatta menjelaskan, visi dan misi mereka adalah mewujudkan negara kesatuan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta bermartabat.

“Merdeka itu berarti mandiri, dengan meletakkan bangsa sejajar dengan negara lain dan tidak boleh bangsa ini didikte oleh bangsa mana pun di dunia ini. Sumber daya manusianya pun harus berakhlak mulia, inovatif, ini juga yang bisa membawa bangsa maju,” kata Hatta.

Dia juga menjelaskan keadilan harus dijunjung tinggi di mana tidak boleh ada satu pun elemen masyarakat yang menerima perlakuan diskriminatif. Semua pihak harus memiliki akses sama terhadap sumber-sumber kemakmuran.

“Kemakmuran adalah hal yang sangat esensial, maka sumber daya alam terbarukan dan tidak terbarukan itu merupakan elemen penting untuk kemakmuran,” ujar Hatta.
TribunNews.com menulis: Cawapres Hatta Rajasa mengungkapkan visi-misi di bidang hukum bila terpilih pada pemilihan presiden 2014. Hatta menjadi pendamping Prabowo Subianto yang disokong koalisi Partai Gerindra, Golkar, PAN, PPP, PKS dan PBB.

Menurut Hatta, diperlukan kepastian hukum di Indonesia. Sebab, pengusaha akan sulit berinvenstasi di Indonesia bila tidak ada kepastian hukum. “Di dalam berinvestasi adalah kesatuan yang penting. Harus kita jaga,” kata Hatta usai bertemu Akbar Tandjung di Jalan Purnawarman, Jakarta, Minggu (25/5/2014).

Hatta juga menyebut penegakan hukum sangat penting di Indonesia. Ketua Umum PAN itu mengatakan bidang hukum terkait dengan aspek pendidikan. “Mulai dari sekolah dasar ini bagian dari politik membangun bangsa. Nah ini misalkan warung jujur adalah bagian dari pendidikan,” katanya. Lalu dengan dengan perangkat peraturan dan juga pencegahan melekat. Menurut Hatta hal itu menjadi bagian penting. Dimana dirinya juga akan mengembangkan reformasi birokrasi.
Metrotvnews.com, menulis:  Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mengatakan pemilihan umum presiden Pilpres 2014 ini menimbulkan antusiasme politik masyarakat yang tinggi.

“Pemilu presiden kali ini yang sangat menimbulkan antusiasme besar sambil merasakan deg deg plas, karena pasangan yang muncul diluar pikiran. Ternyata dari 10 partai politik tidak terjadi 3 atau 4 calon capres cawapres, tetapi 2 calon saja,” kata Siti Zuhro dalam diskusi politik di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (24/5/2014).

Menurut Siti, para pasangan capres dan cawapres akan berupaya maksimal untuk memperebutkan suara rakyat. Para capres juga berlomba menyampaikan visi dan misi mereka. Siti mengatakan ada kemiripan visi dan misi capres Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam rencana pembangunan negara selama tahun kedepan.
Kompas.com menulis: Peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat Ali Masykur Musa menyatakan kecenderungannya untuk bergabung dalam tim pemenangan Capres dan Cawapres Prabowo-Hatta.

Menurut Ali, ada sejumlah alasan yang mendasari kecenderungannya untuk mendukung pasangan tersebut. Alasan pertama, visi dan misi Prabowo-Hatta dirasa sejalan dengan visi misi Ali ketika mengikuti konvensi calon presiden Demokrat.

“Sejauh ini ya banyak irisan yang mempertemukan antara visi pasangan Prabowo-Hatta dengan visi saya saat saya sampaikan peserta konvensi capres Demokrat karena itu saya cenderung untuk gabung dan dukung pasangan Prahara (Prabowo-Hatta),” kata Ali saat dihubungi Kompas.com, Minggu (25/5/2014).

Selain itu, menurutnya, visi Prabowo-Hatta lebih mendekati visi kebangsaan Nahdlatul Ulama, khususnya yang menyangkut nasionalisme dan pandangannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Karena bagaimanapun juga, bagi NU, NKRI adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar,” sambung Ali.

Selain itu, Ali menilai, pasangan Prabowo-Hatta lebih mampu menggugah masyarakat agar memiliki jika kebangsaan yang tinggi.

“Ketiga, tentu bagaimana pun juga kata hati itu tidak bisa dipungkiri lagi, karena itu saya meyakini Prabowo-Hatta bisa menjadikan Indonesia menjadi negara besar,” sambungnya.



Republika.co.id menulis: Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan menyatakan visi dan misi bakal capres Prabowo Subianto sejalan dengan semangat Muhammadiyah yang lekat pada pendidikan dan pengembangan ekonomi rakyat.

Syahganda di Jakarta, Sabtu, menyebutkan dia mendapat kabar bahwa penyampaian visi dan misi Prabowo pada Sidang Tanwir Muhammadiyah di Samarinda, Kaltim, hari itu, mendapat sambutan yang sangat baik dari sekitar seribu peserta pertemuan tahunan itu.

Menurut dia, visi dan misi Prabowo antara lain untuk membangun karakter bangsa khususnya di bidang sosial ekonomi, agar tercipta mandat kemajuan sekaligus kemandirian nasional yang berbasiskan kemartabatan rakyat.

Sementara itu, keberadaan ormas Muhammadiyah memiliki fokus bagi terselenggaranya penguatan unsur pendidikan, serta pelayanan di bidang pemberdayaan ekonomi yang meliputi keumatan dan bangsa.

“Inilah bentuk keserasian antara visi misi Prabowo dengan perjalanan Muhammadiyah sehingga bisa dikatakan pencapresannya lebih mudah diterima oleh kalangan Muhammadiyah,” katanya.
Tribunnews.com menulis: Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menerima sebagai ketua tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Menurut Mahfud, dirinya telah melakukan diskusi dan silaturahim serta perenungan yang mendalam.

“Saya mengumumkan dengan ini mengucapkan Bismillah berketetapan menerima tawaran pak Prabowo menjadi ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta,” kata Mahfud, Kamis (22/5/2014).
Detik.com menulis: Tim pemenangan pasangan bakal capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa telah resmi terbentuk. Tim yang dikomandoi mantan Ketua MK, Mahfud MD itu hanya beranggotakan 50 orang.

“Tim pemenangan sudah fix dibentuk tadi dipimpin langsung Pak Mahfud dan ketua harian Pak Zulkifli. Struktur, pembagian tugas , dan tugas-tugas yang sifatnya segera atau yang kurang segera sudah diatur,” ujar Jubir tim pemenangan Prabowo-Hatta, Tantowi Yahya di Rumah Polonia, Jl Cipinang Cimpedak II No.29, Jakarta Timur, Minggu (25/5/2014).

Tantowi menjelaskan, jumlah tim pemenangan ada 50 orang. Jumlah yang relatif sedikit itu memang disengaja agar tim bisa bekerja secara cepat.

“Jumlah orang di organisasi tersebut sekitar 50 orang karena organisasi ini ramping agar lincah tapi tetap bisa mengakomodir dan semua koalisi sudah terwakili di organisasi ini,” jelas Tantowi.

Pikiran-rakyat.com menulis: Untuk bisa memenangkan pertarungan Pilpres 2014, Capres dan Cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa akan mengandalkan efektifitas kepemimpinan dan program yang prorakyat.

Alasannya, melalui hal tersebut maka rakyat dapat merasakan langsung siapa pemimpin yang benar-benar bekerja untuk meningkatkan kemakmuran rakyat.

“Kita mengandalkan efektifitas kepemimpinan dan program yg pro-rakyat, terukur, lengkap dengan target dan bagaimana pembiayaannya. Sehingga rakyat bisa secara rasional melihat siapa pemimpin yang memang benar-benar siap meningkatkan kemakmuran rakyat,” ucap Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Dradjad Wibowo, di Jakarta, Rabu (21/5/2014).

Hal senada dikatakan calon Wakil Presiden Hatta Rajasa. Menurut dia, visi-misi bersama Prabowo Subianto adalah mewujudkan negara kesatuan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta bermartabat.

“Merdeka itu berarti mandiri, dengan meletakkan bangsa sejajar dengan negara lain dan tidak boleh bangsa ini didikte oleh bangsa mana pun di dunia ini. Sumber daya manusianya pun harus berakhlak mulia, inovatif, ini juga yang bisa membawa bangsa maju,” kata dia.

Dia juga menjelaskan keadilan harus dijunjung tinggi. Artinya, tidak boleh ada satu pun elemen masyarakat yang menerima perlakuan diskriminatif. Semua harus memiliki akses yang sama terhadap sumber kemakmuran.

“Kemakmuran adalah hal yang sangat esensial, maka sumber daya alam terbarukan dan tidak terbarukan itu merupakan elemen penting untuk kemakmuran,” katanya.

Dalam waktu kampanye yang singkat, ia bersama Prabowo akan memaksimalkan potensi yang dimiliki. Setidaknya, sesuai pembagian tugas yang sudah diatur tim pemenangan pemilu yang diketuai Mahfud MD.

“Kampanyenya fleksibel. Bisa saja saya ke Indonesia Timur, tapi bisa juga ke Aceh, dan lain-lain yang pasti harus bisa mengcover semua daerah,” kata dia.

Hatta menambahkan, Indonesia di masa mendatang tidak boleh didikte oleh bangsa lain. “Kita harus melihat esensi suatu kemandirian bangsa. Maknanya adalah meletakkan bangsa kita sejajar dengan bangsa manapun dan tidak boleh bangsa kita didikte olah bangsa mana pun,” katanya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, lanjut Hatta, Indonesia harus maju dan pembangunan harus merata. “Tidak boleh ada satu elemen masyarakat yang tertinggal, tidak boleh ada diskriminasi,” ujarnya.

Hatta menyebutkan sejumlah program kerja yang bisa mendukung kemajuan Indonesia. “Misi dan program kerja banyak. Mulai dari reformasi struktural, meningkatkan infrastruktur jalan, transportasi, dan sebagainya,”

AntaraNews.com menulis: Bakal capres-cawapres Prabowo-Hatta Rajasa diperkirakan bisa menang telak dalam pemilihan presiden pilpres 2014 mendatang.

“Optimisme menang telak itu bukan tanpa alasan, tapi hampir semua kalangan mendukung pasangan ini,” kata politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Taslim Chaniago, di Jakarta, Kamis.

Menurut anggota Komisi III DPR RI itu, pasca deklarasi pasangan tersebut, banyak bermunculan simpatisan, kelompok ataupun organisasi massa yang mendukung pasangan tersebut.

“Ini membuktikan bahwa antusiasme masyarakat kepada pasangan ini sangat tinggi untuk memenangkan Prabowo-Hatta,” kata Taslim.

Ia menuturkan, pasangan ini didukung purnawirawan TNI, musisi, mahasiswa, bahkan tokoh dari partai lain seperti Harry Tanoe Sudibjo, Fuad Bawazir, Rhoma Irama, dan Mahfud MD menjadi modal besar bagi pasangan Prabowo-Hatta untuk memenangkan pilpres.

“Kita yakin dan akan bersama-sama bergerak untuk menyosialisasikan kepada masyarakat untuk memenangkan Prabowo-Hatta” jelasnya.

Selain didukung banyak pihak, ujarnya, komposisi pasangan ini merupakan paduan yang sempurna dan akan mudah diterima oleh masyarakat.

“Prabowo sosok pekerja keras dan tegas dan tidak mementingkan popularitas, sementara sosok yang pintar berkomunikasi. Keduanya memiliki konsep jelas dalam mensejahterakan masyarakat,” ujarnya.


Sumber : http://www.presidenindonesia.net/prabowo-hatta/


Kumpulan Kata Kata Bijak Tentang Kehidupan

Terinspirasi. Namun mereka menjadi. terinspirasi karena mereka lebih suka Bekerja


Jangan menunggu bahagia baru bersyukur. Tapi bersyukurlah, maka kamu akan merasakan kebahagiaan


Sesuatu yang dapat dibayangkan pasti dapat Diraih. Sesuatu yang bisa diimpikan pasti dapat Diwujudkan


Jangan tanya kapan, tapi keajaiban akan datang menghampiri orang yang selalu melakukan yang terbaik buat dirinya sendiri maupun orang lain


Untuk mewujudkan mimpi, jangan dulu membayangkan sukses besar yang mungkin diraih. Tapi jauh lebih penting menyusun rencana tuk membuat Sukses-sukses yang kecil


HARGAI yang Kita Miliki. Selalu ada Orang Lain, yang Menginginkan Tukar NASIB dg Kita, apapun Kondisi kita


Tidak pernah ada kata Terlambat untuk menjadi seperti orang yang kita Inginkan


Kau takkan pernah tahu kesuksesan jikalau tak pernah Mencoba dan hanya Menyerah


Belajar memang melelahkan namun lebih lelah nanti jikalau saat ini Tidak Belajar


Kebanyakan orang gagal karena orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka ke titik sukses saat mereka memutuskan untuk Menyerah


Berpikir Positif dapat menghancurkan semua tembok pemisah antara Tidak bisa dan Bisa


Hidup tanpa mempunyai tujuan sama seperti layang-layang putus. Miliki tujuan dan percayalah Anda dapat mencapainya


Apapun yang diinginkan, targetkan lebih dari yang dikehendaki


Kembangkan sikap Pemenang, perbedaan kecil dalam kerja dapat melahirkan perbedaan besar dalam prestasi


Ingatlah segala jerih payah pasti ada IMBALAN


Mulailah proses kesuksesan Anda dengan menanyakan apa yg Anda inginkan, dan menginginkan apa yg Anda tanyakan


Apapun yang terjadi, jangan sampai melepaskan pegangan dua tambang utama kehidupan, Harapan dan Keyakinan


Rencanakanlah masa depanmu terlebih dahulu. Di sanalah Anda akan menghabiskan sisa hidup Anda


Rahasia terbesar para pemenang adalah bahwa kegagalan memberi inspirasi untuk MENANG


Selalu harapkan yang terbaik, dan jangan terima apapun selain yang TERBAIk


Semua yg Anda impikan, Anda inginkan dan Anda harapkan, akan dapat Anda raih jika Anda memiliki KEKUATAN untuk BERTAHAN


Pusatkan lebih banyak perhatian Anda pada keinginan dan bukan pada keraguan, maka mimpi Anda akan mencari jalannya sendiri


Orang yang rajin berusaha dan bekerja tidak akan kecewa, karena akhirnya semua harapan dapat dicapai dengan keuletan & keseriusan


Mengejar sebuah impian dengan tiada henti adalah rahasia keberhasilan


Anda tidak pernah diberi mimpi tanpa diberi kekuatan untuk mewujudkannya. Anda hanya perlu bekerja


Dalam segala hal, berharap lebih baik daripada PUTUS ASA


Belajar dari hari kemarin. Hidup untuk hari ini. Milikilah harapan untuk hari esok dan yang terpenting jangan pernah berhenti untuk berharap


Kemarin saya memberanikan diri untuk BERJUANG. Hari ini saya berani untuk MENANG


Harapan bukanlah impian, tetapi sebuah jalan untuk membuat mimpi menjadi kenyataan


semangat yg mudah terbakar, yg didukung oleh perasaan sekuat kuda & ketekunan, merupakan kualitas yg paling srg menciptakan kesuksesan


Anda dapat melakukannya jika Anda yakin Anda MAMPU


Kesuksesan sering kali merupakan hasil dari mengambil langkah yang salah pada arah yang tepat


Orang yg menciptakan kesuksesan hidup adalah orang yg melihat tujuannya dan berupaya keras mencapainya


Kembangkan kesuksesan dari kegagalan. Keputusasaan dan kegagalan adalah dua batu loncatan paling pasti menuju kesuksesan


Orang pesimis melihat kesulitan dalam setiap peluang. Orang optimis melihat peluang dalam setiap kesulitan


Kepuasan tidak muncul berkat prestasi, melainkan usaha. Usaha yang penuh adalah kemenangan yang penuh


Akuilah prestasi, betapa pun kecilnya prestasi itu


Bila kita berharap melakukan sesuatu dg mudah, kita pertama-tama harus belajar untuk berbuat dengan ketekunan


Saya tidak dapat menunggu untuk sukses, jadi saya bergerak dulu tanpa kesuksesan

Saturday, 28 June 2014

MALAM 1 Ramadhan ( Malam pertam tarawih di kampung tercinta )

Malam pertam tarawih di kampung tercinta

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Selamat malam semuanya, malam pertama shalat tarawih sangat-sangatlah Menyenangkan karna Bulan peunuh berkah dan Rahmat sudah tiba, selama sebulan kita berpuasa menahan hawa nafsu, dan dibulan penuh ibadah ini sudah tiba, semoga ibadah kita diterima sama tuhan ( اللّهُ )


Saya nama yang bawah ini :
MUHAMMAD ISA, berserta Keluarga besar mengucapkan Selamat berpuasa dan meminta Maaf jika ada kesilapan dan kesalahan baik disengaja maupun tidak sengaja Meminta bayak Maaf kepada semuanya

Uniknya bulan puasa ini, bagi saya sangatlah seru, malam setelah shalat tarawih bisa nonton Piala dunia sampek waktunya sahur dan Pemilihan Presiden Indonesia ke 7 ini jatuh pada tanggal 09 juli 2014, setelah nontom sampai shalat subuh, kita tidur deh hehehehehehehehehehe
Bagi siapa yang malas pasti tidur, dan bagun jam 12 siang itu pasti kan jika kita males dan tidak ada kegiatan

Dan pada malam pertama puasa ini juga setelah shalat tarawih kita sama sama nonto bola Piala Dunia masuk 16 besar, dan malam ini yang main
Brasil vs chile
jam 23:00


Pada malam pertama ini pun mesjid penuh orang shalat tarawihnya, semoga sampai seterusnya mesjid akan penuh kek malam ini

Dan semoga puasa kita diterima ∂ȋ̊ sisi اللّهُ , dan berbayak lah sedekah dibulan yang suci ini,

Semoga amal ibadah kita diterima sama اللّهُ

Salam super dari saya

Ucapan Dari Jusnazar

Selamat menunaikan ibadah puasa

Marhabban Yaa Ramadhan,keluarga besar IKatan pemuda pelajar mahasiswa kuala batee mengucapkan Selamat menunaikan Ibadah di Bulan Suci Ramadhan 1435 H, mahasiswa/i kuala batee dan abdya umumnya Mohon Maaf Lahir Dan Batin!
Jusnazar ketua IPPELMAKUBA

Mohon Maaf Lahir dan Bathin Semuanya

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Seiring terbenam mentari diakhir Sya’ban
Tibalah kini bulan Ramadhan
Pesan ini sebagai ganti jabat tangan
Tuk memohonkan maaf dari kekhilafan
Marhaban yaa Ramadhan..
Mohon maaf lahir dan bathin Ɣαα◦:)

Muhammad Isa dan Keluarga besar

Menikmati sebatang Rokok Marlboro dan secangkir kopi

Siang ini saya lagi duduk sambil menikmati sebungkus Marlboro secangkir kopi bersama Ipry didepan rumah ku, sambil meliat orang berpergian bersama keluarga atau bersama pacar mereka masing-masing.

Kami bercerita sambil menikmati se cangkir kopi sambil merokok, mencerita masa-masa lalu, indah nya jika kita ingat masa kanak-kanak kita, bisa ketawa-ketawa sendiri kita dibuat nya.

Siang yang sangat panas ini membuat kita terkapar panas hehehe, alay sedikit,

Dan kami mencerita kan pengalaman masing masing dimana kami kuliyah, ketawa-ketawa sambil ditemani sama Rokok dan kopi, cuma mereka yang mengerti kami hehehe

Dan kami makan buah mangga yang ada didepan rumah ku untuk kami cicipi, kek ibu ibu hamil sudah, hehe mangga nyapun sangat-sangat lah enak

Ini lah cerita ku pada siang ini


hari makan-makan saya lebih memilih pasang sepanuk capres no urut 1 PRABOWO - HATTA

Pada hari ini saya memilih memasangkan spanduk prabowo, walau keadaan saya kurang sehat,  saya tetap memilih untuk memasang spanduk, nomor satu pilihan ku

Hari makan-makan


pada hari makan-makan ini semua pada  liburanan sama keluarga, saya memilih duduk dirumah karna kurang sehat, keluarga besar saya pada liburan untuk menyambut hari puasa.

saya duduk diteras rumah meliat orang menuju lama muda berombongan-rombongan ada yang bersama keluarga ada juga yang berpasangan berbagai macam yang liburan.


lucunya saya meliat tingkah orang, hehehehe 

Friday, 27 June 2014

Usaha seoarang pemuda yang ada di Rumah Panjang

Usaha seoarang pemuda yang ada di Rumah Panjang

"Berkat Mandiri"

Nama carbayni
Seorang sarjana pendidikan Biologi, membuka usaha Perabotan yang dimulai 02-10-2010 dengan membuka usaha kecil, tidak lama dari itu bisa membuka usaha yang lumanya besar dan bisa memperkerjakan 3 orang karyawan.

Bermula dengan usaha dengan lokasi, 3 ✗ 4, setahun setelah itu bisa diperpanjang dengan 10 Meter, dan seterus itu bisa memperluaskan lokasi perabotan dengan ukuran 8 ✗ 12.

Usaha ini didirikan dengan modal nekat, insya اللّهُ usaha perabotan dia berjalan dengan lancar dan pesana semakin bayak yang memesan pada perabotan dia, mulai dari perabotan rumah tangga dan perabotan perabotan kantor/sekolah, dan pesanan proyek-proyek.

Berita ini saya kutip ketika lagi ngopi di perabotan Carbayni, dan saya mencoba mengarang kata kata

Ini lah cerita ku malam ini,

Jika saudara-saudara ingin memesan perabotan dengan jenis apa saja bisa memesan langsung sama carbayni
Bisa datang saja ke Rumah panjang depan Tower dirumah panjang,

Sampai berita ini saya muat ke media ini
Pada hari sabtu 27 juni 2014, 23:30 Wib

Sekian dan Ȏ҅Ƙ   ♒-̶̶~☺☀̤̣̈̇Ƙ~-̶̶♒ ™
.·.◦†нªηк’s◦ yªª Βя̣̣̥☺


USAHA PRABOT
BERKAT MANDIRI
Alama : jln, pangan gampong rumoh panyang kuala batee, Aceh barat daya

Menerima pesanan : Kosen, pintu, jendela, tempat tidur, lemari, mobiler, DLL

Abdya dalam tangis

Waktu itu, semua masyarakat kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) sibuk dengan kegiatan hari megang, ada yang berjualan daging sapi, ayam, dan bahan masak lainnya tradasi untuk menyambut bulan Suci Ramadhan 1435 Hijriah.

Jarum jam menunjuk kan pukul 08:00 WIB, terdengar kabar orang nomor dua di Abdya meninggal dunia. Yusrizal Razali namanya, pria kelahiran 50 tahun silam itu meninggal dunia tepat pada hari ulang tahun nya, Jum'at (27/06/2014)

Pria yang menjabat sebagai Wakil Bupati Aceh Barat Daya sejak pelantikan 13 Agustus 2012 oleh Gubernur Aceh, Zaini Abdullah itu meninggal saat di kedimannya, Pendopo Wakil Bupati Abdya, Jalan Iskandar Muda, Desa Geulumpang Payong, Blangpidie.

Sungguh sangat membuat masyarakat Abdya terhisap tangis, sang wakil pemimpin Abdya berpulang saat hari megang, dan masih belum selesai tugas nya untuk menjadin orang dua di Nanggroe breuh sigupai itu.

Saat di periksa, jenazah almarhum Yusrizal Razali yang terbaring di dalam kamar pendopo, oleh dr Suherdy SpPD (dokter ahli di RUSD Teungku Peukan Abdya), almarhum meninggal secara wajar.

Bupati Abdya, Jufri Hasanuddin, melepaskan jenazah Wakil Bupati Abdya setelah dishalatkan di pendopo.

Atas permintaan keluarga dibawa untuk dikebumikan usai shalat Jumat, di kampung istri nya, Pante Rakya, kecamatan Babahrot.[]



Oleh: Khalis surry
Oleh: Khalis surry

Malam pertama dikampung halaman, kangen sosok Ayah

Malam pertama dikampung halama, Indah nya berkumpul sama keluaraga

Walau merasa sosok seorang Ayah tidak Menemani kami lagi, sesok yang kami banggakan Itu pasti Sudah tenang ∂ȋ̊ sisi اللّهُ 


Kami sayang pada Ayah, pada 2 hari puasa ini nanti Ayah meninggal kan kami untuk menghadap sang KUASA

Anak Mu mendoa kan Ayah

Kami Καπgεπ… sama Ayah 

Turut Berduka Meninggalnya wakil Bupati Abdya

jIkatan pemuda peljar mahsiswa kuala batee (IPPELMAKUBA) turut brduka cita yng sedlamdalamnya ats berpulng kerahmatullah Bpak Yusrizal Razali, wakil Bupati ABDYA

Penulis

MUHAMMAD ISA

Thursday, 26 June 2014

Battle of Kuala Batu : Ketika USA Menyerang Aceh

Aceh pernah digempur Amerika Serikat akibat politik dagang dan provokasi Belanda. Pelabuhan Kuala Batu di Susoh, Aceh Selatan rata dengan tanah. Sejak tahun 1789 Aceh sudah menjalin hubungan dagang dengan Amerika Serikat. Kapal-kapal dari Amerika datang untuk memuat lada yang kemudia diangkut ke Amerika Serikat, Eropa dan Cina. Menurut M Nur El Ibrahimy dalam buku Selayang Pandang Langkah Diplomasi Kerajaan Aceh, setiap tahun diangkut sekitar 42.00 pikul atau sekitar 3.000 ton. Pusat perdagangan itu dilakukan di Pelabuhan Kuala Batu, kuala batee

Infanteri U.S menyerang benteng Kerajaan Aceh di Kuala Batu pada 1832

Sejak tahun 1829, karena harga lada di pasaran internasional merosot, jumlah kapal Amerika yang datang ke pelabuhan Aceh mulai menurun. Di antara kapal yang datang dalam masa kemerosotan ekonomi itu adalah kapal Friendship milik Silsbee, Pickman, dan Stone di bawah pimpinan nakhoda Charles Moore Endicot, seorang mualim yang sering membawa kapalnya ke Aceh.

Pada 7 Februari 1831 kapal tersebut berlabuh di pelabuhan Kuala Batu, Aceh Selatan. Ketika Endicot dan anak huahnya berada di daratan, tiba-tiba kapal tersebut dibajak oleh sekelompok penduduk Kuala Batu. Akan tetapi, dapat dirampas kembali oleh kapal-kapal Amerika yang kebetulan saat itu berada di perairan Kuala dengan kerugian sebesar US $ 50.000 dan tiga anak buahnya terbunuh.

Peristiwa itu kemudian menimbulkan sejumlah tanda tanya. Pasalnya, selama setengah abat menjalin hubungan dagang belum pernah terjadi perompakan seperti itu. Menurut M Nur El Ibrahimy, ada beberapa penyebab terjadinya peristiwa tersebut.

Pertama, peristiwa itu dipicu oleh kekecawaan orang Aceh yang selalu ditipu oleh Amerika dalam perdagangan lada. Hal itu diketahui sustu ketika, berat lada yang dibeli dari Aceh 3.986 pikul tapi ketika dijual kembali oleh Amerika beratnya menjadi 4.583 pikul. Hal itu dilakukan melalui pemalsuan takaran timbangan. “Caranya, melalui sebuah sekrup yang dapat dibuka di dasar timbangan yang berbohot 56 lbs., diisi 10 atau 15 pon timah sehingga dalam satu pikul lada orang Aceh dikecoh sebanyak 30 kati,” jelas M Nur El Ibrahimy.

Penyebab lainnya, perompakan itu terjadi akibat provokasi Belanda karena Amerika telah berhasil menguasai perdagangan lada dikawasan pantai barat-selatan Aceh. Belanda ingin merusak nama baik Kerajaan Aceh dimata dunia dengan tuduhan bajak laut dan tidak mampu melindungi kapal-kapal asing yang berlabuh diperairannya.

Aceh membantah hal itu, kepada para pedagang asing dan dunia internasional kerajaan Aceh memberi penjelasan bahwa perompakan itu ditunggangi Belanda. Belanda sengaja mempersenjatai sebuah kapal Aceh yang dirampasnya. Kapal itu dinahkodai oleh seorang suruhan Belanda yang bernama Lahuda Langkap.

Saat merompak kapal Friendship milik Amerika di Kuala Batu pada 7 Februari 1831, Lahuda Langkap dan anak buahnya yang dibayar Belanda dalam perampokan itu menggunakan bendera Kerajaan Aceh.

Pembajakan kapal Friendship itu kemudian tersiar luas di Amerika Serikat menjadi jelas ketika kapal tersebut tiba kembali di pelabuhan Salem pada tanggal 16 Juli 1831. Senator Nathanian Silsbee, salah seorang pemilik kapal Friendship dan Partai Whip (Partai Republiken) yang beroposisi terhadap pemerintahan Presiden Jackson, sekaligus seorang politikus yang sangat berpengaruh pada masa itu, langsung menyurati Presiden Jackson pada tanggal 20 Juli 1831.

Silsbee meminta agar Pemerintah Amerika menuntut ganti rugi atas pelanggaran yang dilakukan oleh penduduk Kuala Batu terhadap kapal Friendship. Ia juga menyampaikan petisi yang ditandatangani oleh seluruh pedagang Salem kepada Pemerintah Amerika Serikat. Isinya, meminta agar dikirimkan kapal perang ke perairan Aceh untuk menuntut ganti rugi dan penguasa yang bertanggung jawab atas Kota Pelabuhan Kuala Batu.

Di samping itu, salah seorang pemilik kapal Friendship yang lain. Robert Stones, bersama dengan Andrew Dunlop dan salah seorang sahabatnya yang dekat dengan Presiden Jackson, meminta kepada Menteri Angkatan Laut, Levy Woodbury, agar mendesak Presiden Jackson mengirim kapal perang ke Kuala Batu. Silsbee sendiri secara pribadi menulis surat kepada Woodbury, menggambarkan betapa besar keresahan yang ditimbulkan oleh peristiwa Kuala Batu di kalangan pedagang-pedagang Salem.

Pemerintah Amerika sebelum menerima imbauan dari Senator Silsbee telah memutuskan akan mengambil tindakan terhadap pelanggaran atas kapal Friendship di Kuala Baru itu. Setelah membaca peristiwa itu dalam surat-surat kabar, Woodbury segera memerintahkan agar disiapkan segala keperluan untuk menuntut ganti rugi atas pelanggaran tersebut.

Sebelum menerima surat dan Silsbee, dia telab mengadakan konsultasi dengan Presiden Jackson pada tanggal 21 Juli 1831. Tujuannya, mendapatkan persetujuan Presiden atas surat yang akan dikirim kepada Silsbee. Isi surat ini meminta informasi mengenai peristiwa Kuala Batu. Selain itu, juga dalam rangka memberi tahu Presiden bahwa dia sedang mempersiapkan eskader Pasifik untuk melaksanakan suatu tugas di Sumatra.

Ketika Presiden Jackson menerima imbauan Silsbee, tanpa ragu-ragu segera mendukung dengan membubuhi disposisi singkat dalam surat tersebut, isinya, meminta agar kasus Kuala Batu menjadi perhatian, serta kalau diangap perlu pemerintah Amerika melalui Menteri Angkatan Laut harus mengeluarkan surat perintah kepada Kapten kapal Potomac.

Potomac merupakan kapal perang terbaik dalam armada Amerika Serikat waktu itu. Ketika kasus Kuala Batu jadi pembicaraan di Amerika, kapal tersebut sedang dalam persiapan membawa Menteri Luar Negeri Amerika Van Buren ke Inggris. Akan tetapi atas perintah Presiden Jackson kapal itu dialihtugaskan untuk berangkat ke Aceh.

Pada tanggal 9 Agustus 1831, Komodor John Downes, selaku kapten Potomac diberi instruksi yang lengkap mengenai segala tindakan yang harus dilakukan sesampainya di Kuala Batu. Pertama-tama dia harus mencari informasi lebih dahulu mengenai insiden di Kuala Batu.

Apabila informasi yang diperoleh sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh kapten kapal Friendship di Washington maka dia harus menuntut ganti rugi atas kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang Aceh terhadap kapal Friendship. Kalau tuntutan itu tidak dipenuhi, dia harus menangkap pelaku-pelaku kejahatan tersebut dan inembawa mereka ke Amerika Serikat untuk diadili sebagai bajak laut.

Perintah lainnya, benteng-benteng di Kuala Batu harus dimusnahkan. Sebaliknya, bila informasi yang diperoleh di Kuala Batu berbeda dengan keterangan Kapten Kapal Friendship, maka Amerika hanya meminta ganti rugi serta menghukum pelakunya.

Pada 29 Agustus 1831, kapal Potomac berangka dari New York ke Aceh dengan membawa 260 marinir. Sebelum sampai di Kuala Batu Komodor John Downes kapten kapal tersebut melakukan penyimpangan terhadap instruksi Menteri Angkatan Laut Amerika yang diterimanya.

Ia terpengaruh dengan cerita yang didengarnya dari kapten kapal Friendship, Endicot, dan orang-orang Inggris yang dijumpainya di Tanjung Harapan dalam pelayarannya ke Kuala Batu, yaitu bahwa harapan untuk mendapat ganti rugi dari penguasa Kuala Batu tidak mungkin terpenuhi.

Ia mengirim Letnan Marinir Shubrick untuk mengamat-amati keadaan di darat, tapi penduduk Kuala Batu tidak terkecoh oleh penyamaran yang dilakukan Downes. Mereka lalu berkumpul di pantai untuk menghadapi sesuatu kemungkinan. Mendengar laporan yang demikian dari Shubrick, Downes memerintahkan untuk mendarat dengan kekuatan seluruh anak buah Potomac dan mengepung benteng-benteng yang berada di pantai Kuala Batu serta menangkap pemimpin-pemimpinnya.

Subuh 6 Februari 1832, sebanyak 260 orang marinir Amerika di bawah pimpinan Shubrick mendarat di Kuala Batu dan mengepung benteng-benteng yang ada di sana. Namun, karena ada perlawanan maka marinir Amerika membunuh semua yang berada di dalam benteng-benteng, termasuk wanita dan anak-anak serta merampas segala sesuaru yang berharga.

Setelah melakukan pembunuhan itu, mariner Amerika mengundurkan diri dengan dua orang diantara mereka tewas dan sembilan luka-luka. Downes kemudian memerintahkan menembaki kota pelahuhan Kuala Batu melalui meriam-meriam dari kapal Potomac. Seketika Pelabuhan Kuala batu pun jadi abu.

Tindakan Downes itu dikecam oleh sebagian politikus Amerika, diantaranya George Bencroft, yang pada waktu penembakan Kuala Batu berada di atas kapal Potomac. Sebagian harian Amerika yang terbit di Washington, seperti harian dagang yang sangat berpengaruh, Nile’s Weekly Register, juga mengecam tindakan tersebut.

Pada tanggal 23 Juli 1832 seorang anggota DPR Amerika, Henry A.S. Dearborn dari Partai Republik Massachusetts yang beroposisi, mengajukan sebuah mosi yang meminta agar Presiden Jackson menyampaikan kepada Kongres mengenai Instruksi Downes untuk menggempur Kuala Batu, dan laporan tentang peristiwa tersebut. Mosi ini diterima oleh sidang. Pada hari itu juga, Presiden Jackson memenuhi permintaan kongres, tetapi minta agar hal tersebut jangan dipublikasikan sebelum laporan lebih lanjut diterima.

Dalam sidang Sabtu malam, tanggal 24 Juli 1832, permintaan Presiden itu diperdebatkan. Anggota Dearborn berpendapat bahwa hal tersebut harus dipublikasikan karena bila menutup-nutupi peristiwa tersebut, Downes akan mendapatkan sorotan jelek dari khalayak ramai. Sebaliknya, Ketua Komisi Urusan Angkatan Laut, Michael Hoffman dari Partai Demokrat New York, menentang pendapat Dearborn dengan suatu amandemen bahwa peristiwa tersebut dapat dipublikasikan, tetapi harus menunggu laporan lebih lanjut.

Dalam amanat tahunannya, Presiden Jackson tidak menyinggung sama sekali peristiwa penggempuran Kuala Batu oleh Potomac yang dipimpin Downes. “Hal mi menunjukkan bahwa peristiwa pembakaran Kuala Batu dan pembantaian penduduknya oleh marinir Amerika telah dipeti-eskan,

FOTO ACARA MENGGALANG DANA BANTUAN KEBAKARAN

 RAPAT MENDADAK

 Uang sumbangan mau dihitung

istiraha waktu menggalang dana 










capeknya adek ini 










adek abg semangat nya 










Negeri – Negeri Di Aceh Barat Daya Dalam Lintasan Sejarah



Memahami asal-usul penduduk yang mendiami pantai Barat Daya Aceh, mulai dari ujung Manggeng hingga Ujong Raja sampai saat ini masih mengandalkan sumber lisan dan sumber tertulis yang sangat terbatas. Menurut tradisi lisan, penduduk yang pertama mendiami daerah tersebut adalah orang Batak yang mereka kaitkan dengan keberadaan nama topografi suatu tempat seperti Guha Batak di pedalaman Blangpidie. Koloni orang Batak itu dikalahkan oleh para pendatang baru yang berasal dari Sumatera Barat maupun dari daerah Aceh sendiri.Suku Minangkabau dari Sumatera Barat bermigrasi ke daerah itu yang diperkirakan terjadi pada bagian kedua abad ke-17, karena semenjak Belanda menduduki Sumatera Barat melalui Traktat Painan tahun 1663, orang Aceh yang sebelumnya mengontrol daerah tersebut dan orang Minangkabau yang tidak mau tunduk kepada Belanda merantau ke pantai Barat Aceh. Sebagian di antara mereka ada yang membangun koloni di Susoh dan sebagian lainnya di Meulaboh atau di tempat lain.


Bersamaan dengan itu, daerah tersebut didatangi pula orang Aceh yang berasal dari Aceh Besar dan Pidie dengan maksud membuka perkebunan (seuneubok) lada yang hingga awal abad ke-19 merupakan tanaman ekspor penting di Aceh.

Koloni Minangkabau dan Aceh itu membangun komunitas mereka terutama pada muara-muara sungai setempat, antara lain Lama Tuha, Kuala Batu, Susoh, Suak, Lhok Pawoh dan Pasi Manggeng. Lambat laun pemukiman itu berubah menjadi suatu pemerintahan lokal yang berdiri sendiri, tetapi berada di bawah lindungan Kerajaan Aceh Darussalam. Namun demikian, ada juga di antara mereka yang berhasil melakukan konsolidasi kekuasaan berkat kegiatan perniagaan lada sebagaimana yang terjadi dilakukan Lebe Dafa di Susoh dan Datuk Besar di Manggeng pada permulaan abad ke-19. Datuk Besar yang konon kabarnya enggan membayar upeti kepada Sultan Aceh sehingga Sultan Alauddin Jauhar al-Alamsyah (1795-1824) cukup marah dan memutuskan berlayar sendiri untuk menyerang Datuk Besar di negeri Manggeng tersebut.

Aksi penertiban yang dilakukan oleh Sultan itu, bukan berarti bahwa kerajaan-kerajaan kecil itu secara mutlak dapat dikontrol oleh pusat kerajaan di Bandar Aceh Darussalam. Di daerah ini misi dagang Inggris, Amerika dan Belanda dapat secara leluasa memasuki pelabuhan-pelabuhan di pantai Barat Daya pada permulaan abad ke-19. Sebagaimana yang dilakukan oleh John Anderson yang pernah menyinggahi pelabuhan Manggeng, Susoh, Kuala Batu dan Seumayam.

Pada tanggal 3 Februari 1831 terjadi konflik antara anak buah kapal dagang Amerika Serikat “Friendship” dengan penduduk Kuala Batu yang bermuara pada insiden bersenjata. Akibat dari insiden tersebut, Bandar Kuala Batu diserang hingga hancur oleh armada Amerika Serikat “Potomac” pada tanggal 6 Februari 1832.

Susoh yang merupakan sebuah teluk yang tenang, pada abad ke-18 dan awal abad ke-19, merupakan salah pusat perdagangan di pantai Barat Aceh yang sentralnya di pelabuhan Kedai Susoh. Penduduk-penduduk yang ada di sana kemudian menyebar ke berbagai daerah di pantai Barat tersebut. Hal itu seperti yang dilakukan oleh Leube Dafa dan Basa Bujang, yang sudah sejak lama menetap di Susoh, kemudian bermigrasi ke Trumon dan Singkil. Hal seperti itu juga disebutkan oleh Kapten Canning yang pernah meninjau Aceh atas perintah Gubernur Jenderal Hindia, di Kalkuta, India, menyebutkan bahwa Lebe Dafa menguasai pelabuhan di pantai Selatan maupun Barat Aceh, seperti Singkil, Ayam Dammah, Trumon, Rambong, Seuleukat, Susoh dan Kuala Batu. Basa Bujang dan Lebe Dafa pindah ke Trumon dan karena kekayaannya lalu mendirikan kerajaan di Trumon. Lebe Dafa kemudian kawin dengan puteri Raja Singkil dan menjadi kaya bahkan tidak lama setelah itu menjadi raja di daerah itu.

Susoh sebagai pusat perdagangan dengan beberapa negeri di sekitarnya, seperti Kuala Batu, Blangpidie, Lhok Pawoh Utara (Tangan-Tangan) dan Manggeng, serta dengan negeri Gayo Lues (Patiambangan). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Susoh pada waktu itu merupakan mata rantai perniagaan di pantai Barat Daya Aceh, bahkan kenegerian-kenegerian yang ada di pantai Barat Daya itu secara politik dahulunya termasuk wilayah Susoh. Menjelang penaklukan kerajaan Aceh oleh Belanda, di pantai Barat Daya telah berdiri sejumlah kenegerian yang berdiri sendiri di bawah payung Kerajaan Bandar Aceh Darussalam. Menurut Van Langen (1888), Asisten Residen Aceh Barat 1881-1886, Susoh terletak di Teluk Susoh, sebelah Timur berbatasan dengan Blangpidie dan sebelah Barat dengan Samudera Hindia (Samudera Indonesia).

Menurut oral history pada mulanya penduduk yang mendiami negeri Susoh adalah etnis Batak, namun terdesak oleh penduduk yang datang kemudian, terutama orang dari Minangkabau dan orang-orang Aceh dari Aceh Besar. Koloni orang Minangkabau yang dipimpin oleh Datuk Bagak datang bertempat tinggal di Susoh dengan persetujuan dari penguasa Batak yang berkuasa di tempat itu. Datuk Bagak kemudian nikah dengan salah seorang putri Raja Batak, dan kemudian dapat mengislamkan sebagian dari orang Batak. Dengan bantuan orang Minangkabau di Seunagan yang dipimpin oleh Datuk Baginda, ia memerangi dan mengusir orang Batak yang tidak mau menganut agama Islam. Datuk Bagak dan Datuk Baginda lalu membagi wilayah Susoh itu dan memerintahnya secara bersama-sama. Datuk Bagak atau Datuk Tua yang berasal dari Suku Barat (Pariaman) menguasai daerah di sebelah kiri sungai Pinang, yang diberi nama dengan Kampung Barat. Datuk Baginda atau Datuk Raja menguasai daerah di sebelah kanan sungai Pinang dengan nama Kampung Pinang.

Tidak lama kemudian datang lagi orang-orang dari Minangkabau dan diizinkan oleh Datuk Bagak bermukim di daerah itu untuk bertani lada. Mereka berasal dari Suku Kabung (Kampar), yang dipimpin oleh Datuk Marah Padang yang mendirikan Kampung Durian Rampak. Setelah itu datang lagi para petani Rawo dari Pariaman, yang dipimpin oleh Datuk Mageh Kesumba dan meminta izin kepada Datuk Bagak untuk bertani di pedalaman Susoh, selanjutnya menjadi pendiri Kampung Rawa. Datuk Baginda yang mempunyai keluarga di Seunagan di bawah pimpinan Datuk Binca, juga datang ke Susoh dan mendirikan Kampung Paoh.

Pada waktu itu, orang Minangkabau berada dalam lingkungan yang wilayahnya dikuasai oleh orang-orang Aceh dan kebebasannya terbatas, namun mereka masih dapat mempertahankan adat-istiadat dan hubungan kekeluargaan tetap berlaku seperti di negeri asalnya.

Bentuk pemerintahan pada waktu itu dijabat oleh dua Datuk. Datuk Bagak dari Kampong Barat yang bergelar Datuk Tua berkedudukan di Susoh, sedangkan yang kedua dijabat oleh Datuk Baginda dari Kampong Pinang. Selain itu, datuk-datuk dari Kampong Durian Rampak dan Kampung Rawa berada di bawah Datuk Tua, sedangkan Datuk Kampong Pawoh berada di bawah Datuk Baginda. Silsilah para Datuk yang memerintah di Kenegerian Susoh hingga tahun 1888 adalah sebagai berikut;

  • Keturunan Datuk Tuha (Datuk Bagak) yang memerintah selama 50 tahun, yaitu Datuk Buluh, Datuk Menggalam, Datuk Muhammad Yatim. Mereka menjadi pemimpin Datuk Negeri Susoh dengan gelar Datuk Tuha.
  • Keturunan Datuk Baginda, yaitu Datuk Baginda Raja, Datuk Poh, Datuk Keng, Datuk Medan, serta Datuk Nyak Din. Mereka menjadi pemimpin negeri Susoh dengan gelar Datuk Baginda.
  • Keturunan dari Datuk Kabong, yaitu Datuk Merah Padang, Datuk Makah, Datuk Falib, dan Datuk Derham. Mereka menjadi Datuk Kampong Durian Rampak, dengan gelar Datuk Baru.
  • Keturunan Datuk Rawa, yaitu Datuk Mageh Rawa, Datuk Baren, Datuk Yamah, Datuk Marah Alam. Mereka menjadi pemimpin Kampong Rawa.
  • Keturunan Datuk Paoh, yaitu Datuk Binca, Datuk Ampek Suku, Datuk Kedusun, Datuk Kecil Lintang, Datuk Kesiring, dan Datuk Asim. Mereka menjadi pemimpin Kampong Paoh, dengan gelar Datuk Ampek Suku.
Pada masa pemerintahan Sultan Ibrahim (Alaiddin Mansur Syah 1836-1870) beliau pernah mengirim sebuah ekspedisi penertiban ke negeri Susoh yang dipimpin oleh pangeran Tuanku Husen, dikarenakan negeri ini tidak membayar pajak yang telah ditentukan kepada wilayahnya. Dalam penyerangan itu, pasukan kerajaan Aceh dibantu oleh Datuk Keng dari keturunan Datuk Baginda. Sementara itu, Susoh dipimpin oleh Datuk Kepala keturunan Datuk Tuo. Peperangan berakhir setelah negeri ini kembali menghormati ketentuan yang ditetapkan oleh Kerajaan Aceh.

Perkembangan Susoh sangat dipengaruhi oleh kenegerian-kenegerian di sekitarnya, seperti Negeri Kuala Batu, Pulo Kayee, Kuta Batee (Blangpidie), Tangan-Tangan, dan Manggeng. Di antara penduduk Susoh dengan penduduk di kenegerian sekitarnya terdapat hubungan kekeluargaan, walaupun sudah agak berjauhan silsilahnya. Mata pencaharian utama adalah pertanian sawah, perikanan (nelayan) dan perdagangan. Hasil di bidang perikanan banyak dipasarkan ke berbagai pelabuhan di Aceh hingga ke dataran tinggi Gayo. Kenegerian Susoh telah menandatangani Korte Verklaring dengan Belanda pada tanggal 24 Februari 1874.

Kuala Batu merupakan bumper dari Negeri Susoh yang dipimpin oleh Keucik Karim. Ia merupakan ketua kelompok petani yang berasal dari Pidie. Setelah mendapatkan izin dari Datuk Susoh, ia dan kerabatnya membuka perkebunan lada di Lama Inong, pedalaman Kuala Batu. Permintaan izin disetujui dengan syarat harus membayar pajak kepada Datuk Susoh dan Sultan Aceh. Leube Daffa ayah Raja Basa Bujang, sebagai pemerintah di negeri Trumon, merupakan wakil Sultan Aceh yang mengutip pajak di daerah pesisir Barat. Keucik Karim yang bergelar Teuku Lama membayar seluruh pajak yang menjadi kewajibannya, namun lambat laun dalam hasil panen selanjutnya tidak mau mengirim upeti lagi kepada Sultan. Demikian juga kapal-kapal yang seharusnya memuat lada melalui pelabuhan Susoh mulai dialihkan ke Kuala Batu, sehingga Kenegerian Susoh mengalami kerugian.

Dalam bisnis pelayaran dan perdagangan, Tuanku Samike mendapat laba yang banyak dari komisi dan biaya angkutan kapal. Ia kemudian berunding dengan Datuk Susoh untuk menjadikan Kuala Batu sebagai pelabuhan resmi. Tugas itu kemudian diserahkan kepada anaknya, Teuku Nyak Haji dan Raja Bujang. Namun, cukup disayangkan karena terlebih dahulu dia meninggal, sehingga pelaksanaan perjanjian itu menjadi terhalang.

Kuala Batu akhirnya diserang oleh Datuk Susoh dibantu oleh Raja Trumon. Dalam peperangan itu, kemenangan berlangsung secara bergantian dan konflik tersebut baru berakhir setelah berlangsungnya perkawinan antara putera Teuku Lama, Raja Kuala dengan cucu Datuk Bagak dari Susoh. Setelah Teuku Lama meninggal, kekuasaan dipegang oleh saudaranya, Raja Pidie. Raja Pidie sendiri semenjak remaja berpengalaman dalam bidang pemerintahan dan terlibat dalam usaha perdamaian antara Kuala Batu, Susoh dan Trumon. Setelah merasa dirinya mampu, ia menghadap Sultan di Bandar Aceh, untuk memandirikan Kuala Batu dari Kenegerian Susoh. Raja Pidie menikahi perempuan yang berasal dari Air Bangis (Sumatra Barat) dan mendapat keturunan seorang anak laki-laki yang bernama Raja Sulaiman. Raja Sulaiman kemudian memerintah di daerah sebelah kiri Krueng Batu, sedangkan daerah sebelah kanan dikuasai oleh Pocut Hasan, anak laki-laki dari Pocut Abdullah yang berasal dari daerah XXVI Mukim, Aceh Besar. Mereka pada awalnya datang bersama-sama dengan Pocut Kuala pada masa pemerintahan Raja Pidie.
Raja Sulaiman tetap memerintah kerajaan negeri Kuala Batu hingga tahun 1881 dengan tiga wilayah pemerintahan, yaitu :

  1. Raja Sulaiman wilayahnya terdiri dari Madat Manyang, Sarulah, Sikabu, Teurubue, Lama Inong, dan Siangen-Angen.
  2. Pocut Hasan wilayahnya terdiri dari Lhok Ek, Kuta Raya, dan Kuta Cot Dolah.
  3. Sedangkan daerah yang tunduk kepada Kuala Batu adalah negeri Seumanyam, Surin, Lama Tuha, dan Lama Muda.
Mata pencaharian penduduk di negeri Kuala Batu adalah perkebunan lada, menanam padi, mengumpulkan hasil hutan dan perdagangan maritim yang berpusat di pelabuhan Kuala Batu. Pelabuhan ini pernah menjadi pusat perdagangan internasional, namun pelabuhan tersebut diserang oleh armada Amerika Serikat dengan kapal Potomac pada tahun 1832. Hal itu berkaitan karena peristiwa sebelumnya, berupa penyanderaan kapal dagang Amerika Serikat, Frienship, yang ingin menyeludupkan lada dari pelabuhan Kuala Batu oleh masyarakat. Kenegerian Kuala Batu menandatangani perjanjian Korte Verklaring pada tahun 1881 sebagai tanda tunduk kepada pemerintah Belanda. Perjanjian itu ditandatangani oleh Raja Sulaiman.
Kenegerian Pulo Kayee dibangun oleh Datuk Ampek dari Kenegerian Susoh, namun kemudian datang orang Aceh yang berasal dari XXVI Mukim, Aceh Besar dan meminta izin kepada Datuk Susoh untuk bermukim dan membuka perkebunan lada, tetapi dengan syarat harus membayar pajak untuk negeri Susoh dan untuk Sultan Aceh. Kewajiban membayar pajak tersebut ternyata tidak dipenuhi terus-menerus sebagai persyaratan yang telah disepakati. Mereka hanya membayar pajak kepada Datuk Susoh selama dua kali panen saja.
Ketika Pulo Kayee dipimpin oleh Datuk Mak Ubat, Teuku Lambada Adam diangkat sebagai syahbandar. Untuk membebaskan diri dari negeri Susoh, dibuatlah sebuah saluran baru sepanjang 600 meter yang terletak dekat Pulo Kayee menuju arah laut sebagai pengganti muara sungai. Kanal tersebut dipakai sebagai jalan untuk mengeluarkan lada dari hulu ke laut, yang sebelumnya melalui sungai Pinang dekat negeri Susoh. Saluran itu kemudian diberi nama dengan Air Bakali.
Pada masa pemerintahan Sultan Ibrahim dengan gelar Alaiddin Mansur Syah (1836-1870), mengirim seorang utusan untuk memungut pembagian upeti lada di Pulo Kayee kepada Datuk Susoh yang kemudian dimandatkan kepada Teuku Lambada Adam, sebagai syahbandar Pulo Kayee. Tuntutan itu ditolak dan kapalnya yang berlabuh di Pulo Kayee ditenggelamkan dengan tembakan meriam. Setelah itu, seorang yang bernama Teuku Nyak Syeh, seorang pemimpin petani lada dari Pidie, meminta izin kepada Datuk Susoh untuk mengeluarkan lada melaui pelabuhan Pulo Kayee. Permohonan itu disetujui dengan syarat harus membayar upeti yang telah ditetapkan.
Silsilah uleebalang yang memerintah di negeri Pulo Kayee, terdiri atas Teuku Nyak Syeh, Teuku Nyak Husin, Teuku Nyak Sawang dan Teuku Raja Cut. Ketika Teuku Raja Cut masih kecil, ibunya menikah dengan Raja Blangpidie, Teuku Ben Mahmud. Pada tahun 1880 kenegerian Pulo Kayee menandatangani perjanjian Korte Verklaring atas nama Teuku Raja Sawang, sementara Teuku Ben Mahmud dari Blangpidie masih melakukan resistensi terhadap Belanda.

A. Perkembangan Kenegerian Kuta Batee (Blangpidie)
Secara geografis kenegerian Blangpidie pada mulanya termasuk wilayah kenegerian Susoh. Pada mulanya orang yang mendiami daerah itu, terutama daerah sebelah Utara adalah orang dari Suku Batak dan Gayo. Namun mereka terdesak oleh penduduk yang datang kemudian, yaitu orang Minangkabau. Orang dari Aceh Besar di bawah pimpinan Teungku Di Lhong. Sedangkan orang dari Pidie yang dipimpin oleh Teuku Lampoh Deu yang mendiami di Hulu Susoh pada dataran rumput yang terletak di daerah Kuta Batee (kota Blangpidie sekarang), membuka lahan persawahan di sana. Setelah itu datang pula Teuku Ben Agam juga dari Pidie mendiami daerah Pulo Dua. Pada sekitar abad ke-19, datang pula Teuku Keucik Bo Kuta, dan mendiami daerah Kutatinggi. Sementara Panglima Langsa mendiami daerah Lampoh Drien (Meudang Ara), sedangkan Pang Ujoh mendiami daerah Kutatuha.
Pada mulanya setiap pendatang itu membentuk koloni permukiman yang terlepas satu sama lain dan saling curiga-mencurigai, sehingga sering terjadi peperangan antarkelompok di sana. Peperangan terus berlanjut dan baru berakhir setelah Tuanku Husin bin Sultan Ibrahim (Alaiddin Mansursyah 1836-1870), dapat mendamaikan keduabelah pihak yang bertikai dan sekaligus mengakui bahwa kenegerian Blangpidie di bawah Teuku Ben Agam terlepas dari Kenegerian Susoh. Setelah Teuku Ben Agam meninggal dunia, lalu digantikan oleh anaknya Teuku Ben Abbas, dan seterusnya digantikan oleh anaknya Teuku Ben Mahmud.Pada masa kecil Teuku Ben Mahmud bertindak sebagai pemangku raja, sedangkan dalam mengendalikan pemerintahan adalah Teuku Raja Sawang, uleebalang Kenegerian Pulo Kayee. Ketika Teuku Ben Mahmud berperang melawan Belanda, lalu Teuku Raja Sawang bertindak atas nama uleebalang Blangpidie yang menandatangani surat perjanjian Korte Verklaring pada tahun 1880.
Pada tahun 1908 Teuku Ben Mahmud dikembalikan haknya sebagai uleebalang Blangpidie, setelah berdamai dengan pihak Belanda. Hubungan antara uleebalang Blangpidie dengan uleebalang Pulo Kayee bermula dari tokoh pendiri kenegerian Pulo Kayee yang bernama Teuku Nyak Syech yang menikahi Nyak Buleun, cucu tertua dari Teuku Ben Agam, uleebalang kenegerian Blangpidie yang pertama.
Teuku Ben Mahmud memerintah atas penunjukan dari Sultan Aceh, dengan gelar Teuku Ben Mahmud Setia Raja, sekitar tahun 1885. Sedangkan berdasarkan besluit Belanda untuk kenegerian Kuta Bate Blangpidie dijabat Teuku Raja Sawang berdasarkan Korte Verklaring Pulo Kayee tahun 1884. Dengan permintaan kepada Pemerintah Hindia Belanda bahwa negeri Kuta Bate (Blangpidie) dan Pulo Kayee merupakan negeri mandiri yang berdiri sendiri-sendiri. Pengukuhan perjanjian itu dituangkan dalam Akta No.10 tanggal 15 Juni 1901, ketika Teuku Raja Cut memerintah. Akan tetapi Akta persetujuan tersebut tidak sempat dilaksanakan karena terjadi kematian Teuku Raja Cut, sehingga lama-kelamaan keturunan Teuku Ben (Teuku Ben Agam, Teuku Ben Abah dan Teuku Ben Mahmud) dianggap sebagai penguasa terhadap kedua kenegerian tersebut.
Pada tahun 1910, kenegerian Blangpidie terdiri dari empat Uleebalang Cut, yaitu:

  • Pulo Kayee, yang dipimpin oleh Teuku Umar, mertua Teuku Raja Cut. Wilayahnya terdiri dari Keude Pulo Kayee, Alue Sungai Pinang, Guhang, Ladang Neubok, Padang Glumpang, Iku Lhueng, Paya Pisang Klat, Lhueng Tarok, Lhueng Asan, Gunong Cut, serta Alue Rambot.
  • Kuta Tuha, dipimpin oleh Teuku Ben Mahmud Blangpidie, yang meliputi wilayah yaitu, Kuta Batee dan Pante Ara, yang kemudian berkembang menjadi Keude Siblah.
  • Lampoh Drien, dipimpin oleh Teuku Dirih, meliptui wilayah Seunaloh, Kuta Padang, Kuta Tutong, Lampoh Drien, Alue Badeuk, serta Alue Keubeu Jagat.
  • Kuta Tinggi, dipimpin oleh Teuku Lampoh U dan anaknya, Teuku Raja Itam yang meliputi wilayah Mata Ie, Kuta Tinggi, Panton Seumancang, dan Paya.
B. Kota Kuta Batee (Blangpidie) dan Sekitarnya Pada Saat Invasi Marsose Belanda
Pada tahun 1900, pasukan Belanda melakukan invasi ke negeri Blangpidie. Belanda dan kemudian membangun Tangsi Marsose (bivak) sebanyak satu kompi di Kuta Batee, yang sebelumnya bivak tersebut berada di Susoh. Semenjak itu Blangpidie berkembang pesat sebagai kota perdagangan antarnegeri.
Perkembangan Pasar Blangpidie itu sangat didukung oleh situasi keamanan dan kedudukan pusat militer Belanda di Blangpidie. Dengan adanya Tangsi Militer Belanda itu banyak orang Belanda dan tentaranya datang ke Blangpidie maka muncullah berbagai macam kebutuhan hidup, sehingga para pedagang, terutama orang-orang Cina yang berasal dari Sibolga dan Padang datang mendirikan toko-toko yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari di sekitar Bivak Belanda tersebut. Dalam perkembangannya ternyata para pedagang itu tidak hanya menyediakan kebutuhan para militer Belanda yang ada di daerah itu, tetapi juga untuk penduduk di sekitarnya termasuk dari daerah Gayo Lues. Demikian juga dengan para pedagang, tidak hanya terbatas dari orang Cina tetapi juga diikuti oleh pedagang lainnya, baik yang berasal dari orang Minangkabau atau penduduk dari kenegerian yang berdekatan yaitu Susoh dan Meukek. Hal demikian terjadi setelah tahun 1920-an semenjak selesainya jaringan jalan raya yang menghubungkan Kutaraja dengan Tapaktuan.
Kenegerian Tangan-Tangan terdiri atas empat wilayah kenegerian, yaitu Suak, Tangan-Tangan Cut, Tangan-Tangan Rayeuk, dan Lhok Pawoh Utara. Namun Kreemer menambahkan satu daerah lagi, yaitu daerah uleebalang Babah Lhok. Kenegerian itu terletak di sepanjang pantai, mulai dari Kuala Sangkalan yang berbatasan dengan Kenegerian Susoh hingga Ujung Lhok Pawoh yang berbatasan dengan kenegerian Manggeng.
Kenegerian Tangan-Tangan itu pada mulanya termasuk ke dalam wilayah Kenegerian Susoh, namun kemudian memisahkan diri. Suak dengan persetujuan Datuk Susoh memberi izin kepada Panglima Bantan dan Panglima Giri yang berasal dari ketua kelompok petani XXV Mukim Aceh Besar untuk membuka perkebunan lada di daerah itu, namun dengan syarat harus membayar pajak hasil panen lada. Kewajiban membayar pajak itu hanyalah dipenuhi selama dua tahun, kemudian mereka tidak mau membayar lagi.Datok Susoh kemudian menyuruh Tok Kada selaku ketua kelompok petani lada dari XXII Mukim, Aceh Besar, yang membuka perkebunan lada di Lhok Pawoh Utara untuk memerangi kelompok Panglima Bantan dan Panglima Giri. Mereka kalah perang dan melarikan diri, lalu Datok Susoh menyerahkan wilayah itu kepada Tok Kada. Demikian juga dengan dua wilayah lainnya, yaitu Tangan-Tangan Cut dan Tangan-Tangan Rayeuk diserahkan kepada Tok Kada, namun dengan syarat harus membayar pajak hasil lada dan setiap membuka lahan pertanian di daerah itu harus mendapat izin dari Tok Kada. Perjanjian itu juga hanya terlaksana selama dua tahun, setelah itu diingkarinya, lalu terjadilah peperangan antara Tok Kada dengan Datuk Susoh.
Peperangan tersebut berakhir dengan cara melakukan “tukar anak”, yaitu putera Tok Kada yang bernama Cut Hajat ditukar dengan putera Datuk Bagak dari Susoh yang bernama Panglima Mak Tek. Cut Hajat kemudian dinikahkan dengan perempuan dari Susoh keturunan Minangkabau, sedangkan Panglima Mak Tek dinikahkan dengan puteri Tok Kada.
Pada tahun 1880 kerajaan negeri Tangan-Tangan menandatangani perjanjian Korte Verklaring sebagai tanda tunduk kepada pemerintah Belanda. Pada sekitar tahun 1888, keempat wilayah uleebalang itu diperintah oleh seorang raja, yaitu Teuku Cut Ahmad bin Teuku Cut Hajat, yang telah menikah dengan puteri Tuanku Raja Kecil dari negeri Seuneuam (termasuk ke dalam wilayah kabupaten Nagan Raya sekarang).
Pada waktu itu, penduduk di wilayah itu berasal dari XXII Mukim, Aceh Besar dan sebagian lagi berasal dari Minangkabau. Mereka berdiam di keempat wilayah uleebalang itu dan sebagian lainnya terpencar di daerah perkebunan lada. Mata pencaharian utamanya adalah menanam padi di sawah dan berladang, sedangkan penanaman lada mengalami kegagalan karena terjadinya peperangan serta tidak beresnya birokrasi pemerintahan. Hasil-hasil perdagangan di daerah ini juga diekspor melalui pelabuhan Susoh.
Negeri Manggeng meliputi pantai Barat, yang wilayahnya mulai dari Ujong Lhok Pawoh berbatasan dengan Lhok Pawoh Utara (Tangan-Tangan) hingga Kuala Pawoh Baru (Krueng Baru) berbatasan dengan Labuhan Haji. Negeri ini terdiri dari dua buah wilayah uleebalang, yaitu wilayah Uleebalang Bak Weu, yang wilayahnya mulai dari Krueng Manggeng hingga Krueng Baru (berbatasan dengan Labuhan Haji). Sedangkan Uleebalang Manggeng wilayahnya mulai dari Krueng Manggeng hingga Lhok Pawoh (berbatasan dengan Tangan-Tangan). Kedua wilayah uleebalang itu di bawah pemerintahan satu raja yaitu Datok Beusa (Datuk Besar).
Menurut sejarah, dulu negeri ini merupakan bagian dari wilayah negeri Susoh. Akibat larinya Panglima Bantan dan Panglima Giri dari Suak karena kalah perang dengan Tok Kada, maka seluruh pengikutnya menyerah dan memohon kepada Datuk Susoh untuk dapat tinggal dan menetap di wilayah Manggeng. Mereka diizinkan tinggal di wilayah itu dengan syarat harus memenuhi ketentuan yang berlaku dan mengakui Datok Beusar sebagai kepala. Sebagaimana telah disebutkan pada bagian yang lalu bahwa pada masa pemerintahannya Sultan Alauddin Jauhar Alam juga pernah mengirimkan ekspedisi penertiban ke negeri Manggeng.
Setelah Datok Beusa meninggal dunia, kedua anaknya menggantikannya untuk memerintah. Anaknya yang bungsu, Cut Hajat yang lahir di Aceh Besar mendapat tugas untuk memimpin negeri Manggeng karena abangnya mengalami keterbelakangan mental. Setelah Cut Hajat meninggal dunia, anak abangnya yang bernama Datok Dolah mengambil alih tampuk kekuasaan. Akan tetapi karena Datok Dolah kurang terpuji akhlaknya, sehingga ia digantikan oleh putera Cut Hajat yang bernama Nyak Hasan menjadi raja di negeri Manggeng.
Berdasarkan keterangan dari sumber lokal menyebutkan bahwa Kerajaan Manggeng terdiri dari dua buah wilayah uleebalang, yaitu Uleebalang Manggeng dan Uleebalang Bak Weu. Kedua uleebalang itu diperintah oleh satu raja. Raja pertama yang memerintah di Kenegerian Manggeng itu adalah Datok Beusa, diyakini masih ada hubungan famili dengan Sultan Iskandar Muda. Setelah Datok Beusa meninggal, lalu digantikan oleh anaknya, Teuku Datok Muda. Teuku Datok Muda digantikan oleh Teuku Datok Cut Amat, lalu digantikan oleh Teuku Datok Nyak Dolah. Teuku Datok Nyak Dolah digantikan oleh Teuku Raja Geh, setelah itu digantikan oleh Teuku Sandang, namun karena Teuku Sandang melakukan sesuatu kesalahan, sehingga ia diasingkan oleh Belanda ke Batavia (Jakarta). Selama ia berada di Batavia yang mengendalikan kerajaan untuk sementara adalah Teuku Cut Mamat (anak Teuku Raja Geh). Tidak begitu lama ia memerintah lalu digantikan oleh Teuku Muda Nana dan pemangku Nyak Blang. Setelah Teuku Sandang kembali dari Batavia, diangkat kembali menjadi raja di negeri Manggeng. Tidak lama Teuku Sandang memerintah kemudian digantikan oleh Teuku Raja Iskandar pada tahun 1933 dan sekaligus sebagai raja terakhir di Kenegerian Manggeng.
Di antara uleebalang yang memerintah di wilayah uleebalang Bak Weu (Lembah sabil sekarang) adalah: Nyak Makam, Teuku Lanta, Teuku Hasan, dan Panglima Angkop. Sedangkan uleebalang yang memerintah di wilayah uleebalang Manggeng, di antaranya Teuku Cut Leh, Teuku Gara, Teuku Tawi, dan Teuku Sabe/Sabi. Pusat kerajaan Manggeng yang pertama terletak di di muara sungai Ujong Manggeng (di antara gampong Padang Meurandeh (Padang Makmur) berbatasan dengan ujung Desa Alue Rambot). Kemudian pindah ke gampong Blang Manggeng, lalu pindah ke gampong Tokoh, setelah itu pindah ke gampong Padang, dan terakhir di Keudai Manggeng.
Setelah merdeka, wilayah Uleebalang Bak Weu menjadi Kemukiman Suak Beurembang dan wilayah Uleebalang Manggeng menjadi Kemukiman Ayah Gadeng. Akan tetapi karena terlalu luas, sehingga Kecamatan Manggeng dimekarkan menjadi 4 kemukiman. Kenegerian Manggeng menandatangani korte verklaring sebagai tanda tunduk kepada pemerintah Belanda, pada tahun 1881.
Penduduk negeri Manggeng sebagian besar berasal dari XXV Mukim Aceh Besar dan bercampur dengan orang Minangkabau. Mereka mendiami Kampung Manggeng (sebelah barat sungai Manggeng) dan di Kampung Bak Weu (sebelah selatan sungai Manggeng), dan selebihnya tersebar di ladang-ladang. Mata pencaharian di daerah itu adalah bertanam padi di ladang dan sedikit ditanam di sawah. Sedangkan tanaman lada tidak begitu berkembang. Hasil-hasil perdagangan di daerah itu diekspor melalui pelabuhan Susoh.

C. Kedatangan dan Penyebaran Cina di Blangpidie
Sejarah kedatangan Cina di Blangpidie berdasarkan sumber oral history lokal dan Said Abubakar dalam bukunya Berjuang Untuk Daerah: Otonomi Hak Azazi Insani yang diterbitkan oleh Yayasan Nagasakti Banda Aceh pada tahun 1995. Berdasarkan oral history yang pernah diketahui disebutkan bahwa kedatangan Cina pada awalnya dikarenakan keterlibatan mereka dalam pembangunan Tangsi Militer Belanda di Kuta Batee (Blangpidie) dan pembangunan rumah uleebalang Susoh Datuk Nyak Raja. Hal itu diperkuat dengan keberadaan Datuk Nyak Raja yang merupakan seorang uleebalang dan merangkap sebagai seorang kontraktor yang sukses karena kedekatannya dengan kolonial sehingga ia juga dipercayakan dalam pembangunan tangsi militer Belanda di kota Blangpidie sekitar tahun 1900. Selain itu, ia juga dipercayakan oleh Belanda dalam pembangunan jalan raya mulai dari Blangpidie hingga ke Seumayam, di perbatasan dengan kabupaten Nagan Raya sekarang.
Pada saat itu Belanda banyak mempekerjakan para buruh dan pekerja dari Cina di dalam pengerjaan kontruksi bangunan bahkan rumah pribadi Datuk Nyak Raja di Pante Perak Susoh (yang pernah digunakan sebagai kantor Komisi Independen Pemilihan Umum Kabupaten Aceh Barat Daya) juga dibangun oleh tukang-tukang dari Cina. Sejak saat itu banyaklah datang pedagang Cina terutama dari Sibolga dan Padang untuk dapat berdagang di sana.
Sejak adanya tangsi Belanda di Kuta Batee Blangpidie maka dimulailah aktivitas kolonial Belanda di Blangpidie dan sejak saat itu pula aktivitas Cina di kota ini dalam membangun komunitas usaha dan perdagangan di sekitar tangsi yang digunakan sebagai pasar tradisional dalam mempertemukan antarpembeli dan penjual, walaupun keberadaan mereka saat itu masih sangat sedikit. Sejakpenandatanganan Korte Verklaring di Pulo Kayee oleh pengampu Kuta Batee Raja Sawang maka sejak tanggal 9 Maret 1874, penggantian nama kota ini menjadi Blangpidie dimulai.
Seiring dengan semakin membaiknya pertumbuhan kota Blangpidie yang ditopang oleh perekonomian berbasis pertanian sawah pada masa lalu sehingga terkenal dengan “brand image” sebagai daerah breuh sigeupai yaitu suatu jenis varietas padi unggulan di daerah itu yang sangat terkenal ke seluruh Aceh bahkan luar daerah seperti Singkil dan Sumatera Barat.
Munculnya plantation perkebunan kelapa sawit dan karet di perkebunan Seumayam membuat denyut perekonomian di kota Blangpidie semakin membaik dan stabil. Hal ini ikut mendorong semakin ramainya komunitas pedagang di kota Blangpidie pada saat itu sehingga Blangpidie tumbuh sebagai pusat keramaian dari aktivitas perdagangan lokal yang difasilitasi dengan pasar, sekolah, usaha pertanian, perkebunan, pertukangan, dan peternakan. Sejak saat itu, pusat kota Blangpidie didatangi para investor yang ingin berdagang di sana termasuk keberadaan pedagang Cina. Mereka menempati toko-toko di sekitar tangsi seperti jalan Perdagangan, jalan Sentral, jalan Persada dan sedangkan pedagang lokal lebih banyak berkonsentrasi di sekitar Pasar Ikan Lama dan jalan Selamat di kota Blangpidie.
Permasalahan utama yang kerap terjadi di kota Blangpidie adalah kebakaran, di mana di kota ini telah terjadi berulang kali kebakaran yang menghanguskan kota ini karena disebabkan penggunan kontruksi bangunan pertokoan yang berbahan baku kayu. Hal ini menyebabkan sering terjadi perubahan pada struktur “wajah” bangunan toko sehingga tidak diketahui wujud asli keseluruhannya lagi kecuali deretan toko yang membanjar dari Barat ke Timur di Jalan Selamat yang dapat bertahan hingga akhirnya satu per satu mengikuti kontruksi permanen dengan pola bangunan ruko yang berlantai satu, dua, bahkan sampai tiga seperti sekarang ini sejak tahun 2000-an pasca kebakaran besar pada sekitar tahun 1998. Sekarang ini, selain berdagang, mereka juga mengusahakan sarang burung walet pada bagian tertinggi toko yaitu lantai tiga dan empat.

Sumber: Artikel ini disalin dari blognya: Boelach Goehang  [http://anisabulah.blogspot.com/]. Boelach Goehang adalah Penulis & Peneliti di Balai Pelestarian Sejarah & Nilai Tradisional Banda Aceh, Wil. Kerja Prov. Aceh-Sumut. Disalin ulang semata-mata untuk tujuan mensosialisasikan, mengenalkan sejarah, budaya Aceh di mata dunia.

Sumber copyan : http://kualabatee.blogspot.com/2012/02/negeri-negeri-di-aceh-barat-daya-dalam.html