(SETETES DARAH DAN CINTA DAHLIA)
Gelap dan warna itam telah menjadi hal biasa di malam hari, semilir mulai nakal memainkan rambut ikal, padahal pakek topi. Beberapa kampung hanya terlihat cahya senter dan api hiasan lilin, ah cahya semu. Handphone kembali berdering, menyeret dari saku celana lalu melihat, oh rupanya Dahlia yang call me.
DAHLIA : “Assalamualaikum bang Oos, sombong banget, kok nggak pernah sich kirim pesan pendek.” Ujarnya diseberang sana
OOS : Bang Oos kan nggak pesan apa apa, kenapa harus pendek dik.
DAHLIA : “Selalu kek gitu dia e. Bang, ni Dahlia mau minta tolong, ada keluarga kawan lagi sakit dan membutuhkan darah. Pa bisa bang.”
OOS : ya bisalah dek, siapapun memerlukan dan sesiapapun boleh donor darah jika memenuhi syarat yang ditentukan. Nah adek kan masih ingatkan syaratnya. Emang siapa kawan adek itu.
DAHLIA : “Insya Allah masih ingat bang, salah satunya nggak minum obatkan selama satu minggu, cukup HB dan tensi serta BB 50 kg kan kalau didaerah kita ini. Itu bang, keluarganya si Mel, perlu darah golongan B, 3 kantong.”
OOS : Si Mel yang mana tu dek, ni ya adek isi data pasien dulu. Nama, umur,jenis kelamin, alamat, sakit apa, Goldar dan berapa kantong, no HP pihak keluarga yang bisa dihubungi jika nanti ada pendonor.
DAHLIA : “Iya bang, data pasien masih ada ni Dahlia simpan. Itu bang si Mel, nama lengkapnya Melati. Sebentar bang ya, Dahlia kasih data ini dulu sama si Mel.”
OOS : Dek, si Mel itu apa udah punya cowok dia.
DAHLIA : “kenapa sich bang, tanya tanya itu, abang naksir ya. Dia udah punya pacar bang, baru saja pacarnya pulang.”
OOS : Abang tanya bukan karena naksir kok, cuma mau tanya lagi. Cowok si Mel itu golongan darahnya apa. Kalau dia belum tahu goldarnya biar kita cek dulu, yang penting dia mau donor darah. Apalagi itu untuk keluarga pacarnya, kan senang keluarga si Mel nanti jika cowoknya donor darah. Apalagi saat dibutuhkan.
DAHLIA : “Cowok si Mel itu Goldarnya B, tapi dia nggak berani donor darah, katanya dia pingin banget mendonor darah untuk keluarga si Mel namun dia takut jarum suntik. Begitu dibilang perlu goldar B tadi, dia langsung pamit pulang.”
OOS : hehehehe, emang hubungan mereka serius ya dek.
DAHLIA : “Bang Oos kok ketawa sich, ngejek kali dia ni. Hubungan si Mel dengan cowok dia serius bang, mereka kan sudah berjanji cinta sampai mati.”
OOS : Hahahaha, bilang cinta sampai mati, kok donor darah kagak berani dek. Cinta bukan sekedar kata kata, tapi perlu pembuktian. Cinta bukan hanya dipamerin tapi perlu keseriusan, cinta bukan sekedar jalan jalan tapi perlu pengorbanan.
DAHLIA : “Bang Oos kok udah ngomongin cinta cintaan sich. Intinya bang bahwa cowok dia nggak berani donor darah dan dia udah pulang serta nomor handphonenya tak bisa dihubungi, padahal si Mel mau pesan nasi goreng. Ini datanya udah siap bang, dikirim lewat sms saja ya. Makasih banyak bang Oos ya.”
OOS : jadi perlu cowok cuma untuk beli nasi goreng ya dek, hehehe wah lain kalilah kaum kami ya. Oke dek, thanks ya atas informasi keperluan darah, abang buat bahan untuk BC dulu ya, semoga nanti ada pendonor yang datang dengan suka rela. Insya Allah, semoga Allah mempermudahkannya. Selamat malam, selamat istirahat.
Thanks dan Salam sayang penuh cinta selalu
Nasruddin OOS
Padang Sikabu, 22 Oktober 2014
No comments:
Post a Comment