Thursday 19 March 2015

setelah-soeharto--kini-jokowi

Pada 19 September 1978 silam atau tepatnya 31 tahun lalu, Presiden kedua Indonesia, Soeharto, datang ke Aceh. Ia mengunjungi Aceh untuk menekan sirine peresmian salah satu perusahaan gas raksasa di dunia kala itu.

Kilang LNG Arun dibangun setelah ditemukannya salah satu sumber gas terbesar di dunia sebesar 17 triliun kaki kubik pada 1971 oleh Mobil Oil Indonesia Inc. Mobil Oil yang sudah merger dengan Exxon dan berubah nama menjadi ExxonMobil merupakan mitra usaha Pertamina atas dasar kontrak bagi hasil.

Dalam sejarahnya, sejak 1968 ExxonMobil telah melakukan kontrak bagi hasil dengan Pertamina untuk pencarian sumber-sumber minyak dari perut bumi di darat maupun di lepas pantai. Pada 1969, Mobil Oil mulai mengerahkan pencariannya di Aceh dengan fokus utama di Aceh Utara.

Perusahaan gas alam cair itu didirikan pada tahun 1974. Kemudian melakukan pengapalan gas pertamanya pada 1977. Setahun setelahnya, Soeharto datang menekan sirinenya seolah memberitahukan pada dunia, bahwa Indonesia merupakan negara yang amat kaya.

Negara Kaya

Pada 15 Oktober 2014 lalu, PT Arun melakukan pengapalan gas yang terakhir ke Korea Selatan. Sejak beroperasi, Arun berhasil mengapalkan gas LNG sebanyak 4.231 kali ke Korea Selatan dan Jepang. Jumlah gas dalam satu kapal mencapai 125 meter kubik dengan harga sekitar US$40 juta per kapalnya.

Dalam satu kapal, jumlah tersebut cukup besar, apalagi jika dikalikan dengan jumlah pengapalan dan usia perusahaan tersebut. Sungguh negara memiliki sumber pendapatan yang cukup besar. Negara kaya dengan hasil alam Aceh tersebut.


(Syahrul Ansyari,  Zulfikar Husein (Lhokseumawe) Senin, 9 Maret 2015, 19:56 WIB

Sumber : VIVA.co.I'd

( http://m.news.viva.co.id/news/read/599318-setelah-soeharto--kini-jokowi )

No comments:

Post a Comment